Di sebuah desa terpencil di Sumatera Barat, terdapat sebuah legenda kelam tentang seorang dukun yang dikenal sebagai Palasik Mayik. Namanya selalu dibisikkan dengan penuh ketakutan di bibir-bibir warga desa. Palasik Mayik adalah seorang pria tua yang menguasai ilmu hitam dan dikenal karena kebiasaannya yang mengerikan: meminum air bekas mandi jenazah.
Menurut cerita, Palasik Mayik memiliki kekuatan luar biasa, tetapi harga yang dibayar untuk kekuatan itu sangat mengerikan. Konon, ia mendapatkan kekuatan mistisnya dengan cara yang sangat jahat—dengan meminum air bekas mandi jenazah. Di balik kebiasaan anehnya itu, tersembunyi rahasia yang mengerikan dan kisah-kisah tragis yang tak terungkap.
Cerita dimulai pada malam bulan purnama ketika seorang pemuda bernama Azhari baru saja pulang dari merantau. Dia kembali ke desanya setelah bertahun-tahun untuk menghadiri pemakaman neneknya. Malam itu, Azhari merasakan ketidaknyamanan yang aneh di desanya. Udara terasa berat, dan angin seolah-olah membawa bisikan-bisikan yang tak bisa ia pahami.
Keesokan paginya, setelah pemakaman, Azhari memutuskan untuk menyusuri jalan-jalan desa yang dulu sering dilaluinya. Dia mendengar cerita dari orang-orang tua desa tentang Palasik Mayik, dukun misterius yang dikatakan masih hidup dan sering terlihat di dekat kuburan. Rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya, dan Azhari memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut.
Dalam pencariannya, Azhari menemukan sebuah gubuk tua di pinggir hutan. Gubuk itu terlihat sangat usang, dengan atapnya yang hampir roboh dan dindingnya yang tertutup lumut. Dengan hati-hati, Azhari memasuki gubuk tersebut dan menemukan sebuah ruangan kecil yang penuh dengan benda-benda aneh: botol-botol gelap, ramuan-ramuan, dan berbagai benda ritual.
Di sudut ruangan, Azhari melihat sebuah panci besar yang berisi air kotor. Bau busuk yang sangat menyengat langsung menyergapnya. Setelah meneliti lebih lanjut, dia mendapati bahwa air itu merupakan sisa dari pemandian jenazah—sebuah kebiasaan yang konon digunakan oleh Palasik Mayik untuk memperoleh kekuatan gaibnya.
Azhari semakin merasa ngeri dan bingung. Di tengah kegelapan, dia tiba-tiba mendengar suara bisikan lembut dari belakangnya. Dengan hati-hati, dia menoleh dan melihat sosok tua dengan mata yang bercahaya aneh, berpakaian dalam jubah hitam. Sosok itu adalah Palasik Mayik.
Palasik Mayik menatap Azhari dengan tatapan yang menusuk, dan berkata dengan suara serak, “Anak muda, apa yang kau cari di tempat ini?”
Azhari berusaha tenang dan menjawab, “Saya hanya ingin tahu tentang kekuatan yang kau miliki. Bagaimana caramu memperoleh kekuatan itu?”
Palasik Mayik tertawa kecil, dan suara tawa itu mengerikan, seperti gemuruh petir di malam hari. “Kekuatanku tidak diberikan begitu saja. Aku membayar harga yang sangat mahal untuk ini. Air bekas mandi jenazah ini adalah jembatan antara dunia ini dan dunia lain. Dengan meminumnya, aku memperoleh kekuatan untuk mengendalikan roh dan melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.”
Palasik Mayik kemudian menjelaskan bahwa air itu juga digunakan untuk memanggil roh-roh jahat yang terkadang mengganggu kehidupan manusia. Dukun tua itu memperingatkan Azhari bahwa harga dari kekuatan ini adalah jiwa dan kehidupan. Setiap kali dia menggunakan ilmunya, dia harus mengorbankan sesuatu—entah itu bagian dari jiwanya atau nyawa orang lain.
Azhari merasa mual mendengar semua penjelasan itu. Palasik Mayik menawarkan Azhari sebuah botol kecil berisi air bekas mandi jenazah dan berkata, “Jika kau ingin memperoleh kekuatan, kau harus membayar harganya. Tetapi ingatlah, sekali kau meminum ini, kau akan terikat selamanya.”
Dengan penuh ketakutan dan rasa jijik, Azhari menolak tawaran itu dan melarikan diri dari gubuk tersebut. Dia kembali ke desanya dengan perasaan berat dan rasa takut yang mendalam.
Kisah Palasik Mayik menjadi sebuah pelajaran menakutkan bagi Azhari. Dia kembali ke kehidupannya dengan penuh rasa syukur karena telah terhindar dari godaan kekuatan gelap. Namun, di malam-malam tertentu, ketika bulan purnama bersinar, dia masih bisa merasakan bisikan-bisikan lembut yang mengingatkannya pada kegelapan yang hampir menelannya. Dan di dalam hatinya, Azhari tahu bahwa Palasik Mayik masih ada di luar sana, menunggu dan mengawasi, dengan kekuatan hitamnya yang mengerikan dan penuh misteri.