Di sebuah desa kecil di Jawa pada masa penjajahan Belanda, hiduplah seorang laki-laki yang bernama Sutomo. Sutomo adalah seorang pejuang yang gigih melawan kekejaman penjajah demi mempertahankan tanah airnya. Ia memiliki seorang istri yang bernama Siti, seorang wanita cantik dan penyayang, serta dua anak yang masih kecil saat itu, Anwar dan Dewi.

Kehidupan Sutomo dan Siti tidak pernah tenang. Mereka selalu hidup dalam ketakutan akan serbuan Belanda yang sewaktu-waktu bisa datang. Suatu hari, dalam serangan yang hebat, Sutomo terpisah dari istri dan anak-anaknya. Meskipun hati Sutomo hancur, ia bersumpah untuk terus hidup dan melindungi anak-anaknya.

Bertahun-tahun berlalu, Sutomo menjaga anak-anaknya sendirian. Ia bekerja keras sebagai petani untuk menyediakan makanan bagi mereka. Meski kehidupan serba kekurangan, cinta Sutomo kepada anak-anaknya membuatnya kuat.

BANDAR BOLA

Ketika Anwar dan Dewi tumbuh dewasa, mereka menikah dan memiliki keluarga masing-masing. Sutomo, yang kini sudah menua, sering duduk di bawah pohon beringin tua, mengenang masa-masa bahagia dengan Siti dan bercerita tentang ibunya kepada cucu-cucunya.

Suatu hari, ketika Sutomo merasa akan segera meninggal, ia menyampaikan keinginannya agar dimakamkan di samping liang lahat Siti. Namun, anak-anaknya tidak tahu di mana Siti dimakamkan. Mereka bersama-sama merencanakan untuk mencari makam ibu mereka.

Anak-anak Sutomo, Anwar dan Dewi, mengunjungi berbagai tempat yang pernah mereka tinggali bersama Sutomo dan Siti. Di sebuah desa kecil di seberang hutan, mereka menemukan sebuah pemakaman tua yang tersembunyi di antara pepohonan.

Di sana, mereka menemukan dua makam yang terletak berdampingan. Salah satunya adalah makam Siti, dengan batu nisan yang mengenang kebaikan hatinya. Namun, yang membuat mereka terkejut adalah makam lain yang bersebelahan dengan makam Siti.

Di sebelah makam Siti, terdapat makam seorang laki-laki yang nama dan tahun kelahirannya hampir sama dengan Sutomo. Anwar dan Dewi menemukan bahwa ini adalah makam dari seorang pria lain yang ternyata adalah suami lain dari Siti.

Mereka terkejut dan bingung. Apakah ibu mereka menikah lagi setelah Sutomo terpisah darinya? Ataukah Siti tidak pernah tahu bahwa Sutomo masih hidup dan berjuang untuk mereka?

Di antara kebingungan dan kekhawatiran, Anwar dan Dewi memutuskan untuk meresapi perasaan mendalam ayah mereka. Mereka menyadari bahwa Siti mungkin tidak pernah mengetahui bahwa Sutomo dan anak-anak mereka masih hidup. Namun, cinta dan kesetiaan Sutomo kepada Siti tetap utuh, meskipun berpisah secara fisik.

Mereka memutuskan untuk menghormati keinginan terakhir Sutomo dan menguburkan ayah mereka di samping makam Siti. Meskipun ada banyak misteri dan pertanyaan yang tidak terjawab, mereka mengambil hikmah dari perjalanan ini: cinta sejati tidak pernah mati, meskipun waktu dan peristiwa terpisah.

Dengan hati yang penuh haru, Anwar dan Dewi kembali ke desa mereka, membawa rasa damai dan keyakinan bahwa kisah cinta orang tuanya akan terus dikenang dalam hati mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *