Ada salah satu sungai di jogja yang ternyata pernah dipake buat ritual Kungkum Kedung

Aku berdiri di tepi sungai, airnya mengalir deras, dan suara gemuruhnya mengisi udara di sekitarku. Di sinilah, di Kedung, tempat yang terkenal akan ritual Kungkum Kedung, sebuah tradisi yang sudah ada sejak lama. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat, di sinilah banyak yang berharap akan keberuntungan, meski risiko mengintai di baliknya.

 

Dengan hati berdebar, aku memandang cekungan di tengah sungai. Airnya terlihat tenang di tempat itu, tapi di balik ketenangan itu, banyak kisah kelam tersimpan. Beberapa orang yang pernah melakukan ritual ini dilaporkan hilang, dan jasad mereka sulit ditemukan. Berita-berita itu membuatku merasa merinding, tetapi rasa ingin tahuku mengalahkan rasa takutku.

“Kungkum itu berendam, kedung itu ceruk,” pikirku, menyimak penjelasan yang pernah aku dengar. Ritual ini konon bisa mendatangkan pesugihan, tapi tak sedikit pula yang gagal. Sementara masyarakat memilih untuk diam, seolah menutup mata terhadap kejadian-kejadian misterius yang terjadi di sekitar.

Hari itu, aku memutuskan untuk merasakan langsung suasana di Kedung. Menyusuri tepi sungai, aku melihat beberapa orang lainnya juga berdiri di sana, menunggu giliran. Mereka tampak cemas, tetapi ada juga yang terlihat percaya diri. Dalam hati, aku berdoa agar segala sesuatunya berjalan lancar.

Saat giliranku tiba, aku melangkah menuju cekungan. Airnya terasa dingin saat aku merendamkan tubuhku. Aku mengingat mantra yang diajarkan seorang teman, mengulangi kata-kata itu dalam hati. Ketenangan menyelimuti pikiranku, tapi rasa waspada tetap ada. Jangan sampai terjebak dalam arus, pikirku.

Beberapa menit berlalu, dan tiba-tiba, aku merasakan arus yang kuat. Air yang tadinya tenang berubah menjadi ganas, seolah ada sesuatu yang menarikku ke bawah. Aku berjuang melawan arus, tetapi semakin lama semakin sulit. Dalam kepanikan, aku berusaha mencari pegangan, tetapi semuanya terasa licin.

Saat itu, aku teringat semua cerita yang pernah kudengar. Benarkah aku akan menjadi salah satu dari mereka? Hilang di Kedung ini? Dengan segenap tenaga, aku melawan arus, berusaha untuk kembali ke tepi. Berharap, semoga tidak terlambat.

Dengan satu dorongan terakhir, aku berhasil meraih tepi sungai. Nafasku tercekat, tubuhku bergetar. Aku selamat, tetapi perasaan syukur itu dibayangi oleh rasa takut. Ritual ini bukan hanya tentang harapan, tetapi juga tentang resiko yang mengintai di baliknya.

Kedung tetap menyimpan misterinya. Masyarakat mungkin memilih untuk diam, tetapi pengalaman ini mengajarkanku satu hal: kadang, tidak semua yang terlihat indah itu aman. Ritual Kungkum Kedung, dengan segala keangkerannya, akan selalu membekas dalam ingatanku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *