AKU DAN KAKAK SPESIAL

Suatu malam yang gelap dan berangin, ketika Maya sedang duduk di ruang tamu membaca buku, dia mendengar langkah-langkah ringan di lantai atas. Awalnya, dia menganggap itu hanyalah ilusi atau mungkin suara angin yang masuk dari jendela terbuka. Namun, ketika suara itu terus terdengar, Maya mulai merasa tidak enak. Dia memanggil nama Rizky, berharap kakaknya hanya berjalan-jalan di atas.

Tapi tidak ada jawaban.

Maya merasa semakin gelisah. Dia mencoba mengabaikan suara itu dan kembali fokus pada bukunya, tetapi kembali suara langkah itu terdengar, kali ini lebih jelas dan mendekat. Dia memutuskan untuk naik ke lantai atas dan memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Saat dia berjalan mendekati tangga, tiba-tiba lampu di sekitar mereka mulai berkedip-kedip. Suasana menjadi semakin tegang. Saat Maya mencapai atas tangga, dia mendapati pintu kamar Rizky sedikit terbuka. Dia mengetuk pelan dan bertanya, “Rizky, kamu baik-baik saja?”

Tidak ada jawaban.

Maya dengan hati-hati mendorong pintu kamar itu dan masuk. Di dalamnya, dia melihat Rizky berdiri di tengah ruangan dengan tatapan kosong, memandang ke arah jendela yang gelap. Rizky terlihat tidak sadar akan kehadiran Maya. Maya mencoba memanggilnya lagi, tetapi Rizky tidak merespons.

Bandar Bola

Mendadak, angin malam yang kencang menerobos masuk melalui jendela yang terbuka, mengirimkan kain-kain di kamarnya berputar-putar dan memenuhi ruangan dengan suara gemerisik. Maya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia meraih bahu Rizky dengan lembut, mencoba membangunkannya dari keadaan aneh ini

Saat dia menyentuhnya, Rizky tiba-tiba berbalik dan menatap Maya dengan mata yang kosong, tetapi ekspresi wajahnya penuh dengan ketakutan yang mendalam. Dia mulai berbicara dengan suara serak yang tidak biasa, “Mereka datang, mereka ingin masuk. Tolong, Maya, tolong lindungi aku.”

Maya merasa bulu kuduknya merinding. Dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Rizky. Tanpa diketahui, kain-kain di kamar mulai bergerak sendiri, terbang mengelilingi mereka dengan gerakan aneh. Suasana semakin mencekam.

Tiba-tiba, lampu di seluruh rumah padam secara bersamaan. Mereka berdua kini terdampar di kegelapan total, hanya ditemani oleh suara angin yang mendesing melalui jendela dan suara-langkah-langkah yang terus terdengar di luar.

Maya merasa hatinya berdebar kencang. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia ingin melindungi kakaknya, tetapi juga merasa terjebak dalam keadaan yang semakin aneh dan menyeramkan. Sambil mencoba menenangkan Rizky, dia meraih tangannya dan berusaha membawanya keluar dari kamar.

Namun, ketika mereka berdua berjalan di lorong gelap menuju tangga, mereka tiba-tiba mendengar suara ketukan pelan di jendela-jendela rumah. Ketukan itu semakin keras dan semakin kuat, seolah-olah ada sesuatu yang mencoba masuk ke dalam.

Maya merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia berusaha untuk tidak panik, tetapi suasana yang semakin menakutkan membuatnya hampir tidak bisa berpikir dengan jernih. Rizky tetap memandang kosong ke depan, tidak menunjukkan reaksi yang jelas terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Tiba-tiba, jendela-jendela itu meledak dengan keras, dan mereka diserbu oleh angin dingin malam yang menusuk tulang. Maya merasa seakan-akan ada kehadiran gelap yang menyeramkan di sekitar mereka. Dia meraih tangan Rizky dengan erat dan berteriak keras untuk mencoba membangunkannya dari keadaan aneh ini.

Ketika dia memandang wajah kakaknya yang pucat dan tidak responsif itu, tiba-tiba lampu kembali menyala dengan sendirinya. Semua kain-kain yang sebelumnya bergerak-gerak kini berhenti diam. Suasana tegang mereda, tetapi Maya tetap merasa terguncang oleh apa yang baru saja mereka alami.

Rizky, kini kembali sadar, memandang Maya dengan tatapan yang penuh ketakutan dan kata-kata yang terputus-putus, “Mereka… mereka datang lagi. Tolong, jangan biarkan mereka masuk…”

Maya menggenggam tangan Rizky dengan lebih erat. Dia merasa bahwa malam itu, mereka berdua telah mengalami sesuatu yang jauh di luar penjelasan rasional. Dia hanya bisa berdoa agar kakaknya tetap aman dan mereka tidak pernah lagi mengalami kejadian seram seperti ini.

Sejak malam itu, Maya dan Rizky tidak pernah bisa melupakan pengalaman mengerikan yang mereka alami. Mereka memutuskan untuk tidak pernah lagi membicarakan kejadian itu, tetapi bayangan kegelapan yang misterius dan suara-suara aneh tetap menghantui ingatan mereka di setiap malam yang gelap dan berangin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *