Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, tinggalah seorang gadis kecil bernama Maya. Maya adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yang hidup sederhana. Ayahnya, Pak Budi, adalah sosok yang penuh kasih sayang dan selalu hadir dalam setiap momen penting dalam kehidupan Maya.

Suatu hari, ketika Maya masih duduk di bangku kelas empat SD, sebuah kejadian tragis menghantam keluarganya. Ayahnya terlibat dalam kecelakaan mobil yang serius. Meskipun berjuang dengan gigih di rumah sakit, Pak Budi akhirnya meninggal dunia. Maya merasa seperti seluruh dunianya runtuh. Dia kehilangan sosok yang selalu memberinya semangat dan canda tawa setiap hari.

Setelah kepergian ayahnya, Maya dan ibunya, Bu Yanti, berusaha melanjutkan kehidupan mereka. Bu Yanti bekerja keras sebagai penjahit untuk menyambung hidup mereka berdua. Maya menghadapi kesedihan yang mendalam namun juga belajar untuk lebih kuat dan mandiri dari sebelumnya.

 

Saat Maya tumbuh dewasa, dia memutuskan untuk mengejar cita-citanya dalam bidang arsitektur. Setiap kali dia merasa putus asa atau bimbang, dia akan mengingat kata-kata bijak ayahnya tentang keteguhan dan keberanian. Meskipun ayahnya telah tiada, jejak dan nasihatnya masih hidup di hati Maya.

Suatu hari, ketika Maya berusia dua puluh sembilan tahun, dia mendapat sebuah undangan pernikahan dari temannya. Di pernikahan itu, Maya bertemu dengan seorang pria yang sama-sama berada di bidang arsitektur. Mereka berdua saling tertarik dan mulai menjalin hubungan.

Semakin Maya mengenal pria itu, semakin dia sadar bahwa pria itu memiliki banyak kesamaan dengan ayahnya—tidak hanya dalam cara berbicara, tetapi juga dalam nilai-nilai yang dipegangnya. Maya merasa seperti ada kehadiran yang akrab dan menyelimuti setiap langkah hidupnya.

Suatu hari, ketika mereka duduk bersama di bawah langit senja, pria itu memberitahu Maya sebuah rahasia. Dia mengaku bahwa ayahnya dan Pak Budi adalah teman dekat sejak mereka masih muda. Ayahnya selalu bercerita tentang keluarga kecil yang ditinggalkan oleh seorang ayah yang baik hati.

Ternyata, pria itu sering mendengar cerita tentang Maya dari ayahnya. Meskipun ayahnya telah pergi, dia selalu mengingat dan memikirkan keluarga kecil itu. Pria itu mengaku bahwa dia selalu merasa tertarik untuk mengenal Maya lebih dekat setelah mendengar begitu banyak hal tentang ayahnya dari Pak Budi.

Maya tersentuh mendengar pengakuan itu. Dia merasa seperti rasa kehilangannya selama ini menjadi sedikit lebih ringan. Meskipun ayahnya telah tiada, dia merasa seperti kasih sayang dan kehadirannya masih terasa di sekitarnya.

Dari hari itu, Maya dan pria itu semakin dekat. Mereka membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung satu sama lain dalam setiap langkah hidup mereka. Maya tahu, bahwa di suatu tempat di sana, ayahnya pasti tersenyum melihat bagaimana dia menemukan cinta sejati dan kebahagiaan yang layak dia dapatkan.

Dalam setiap langkahnya, Maya merasa didampingi oleh ayahnya—seorang pria yang tidak hanya memberinya cinta dalam hidup, tetapi juga memberinya ketabahan dan inspirasi untuk menghadapi tantangan hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *