SENDIRI HINGGA AKHIR HAYAT

Ki Sutrisno telah kehilangan istri dan anaknya beberapa tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan tragis di jalan raya. Sejak saat itu, rumahnya menjadi sunyi dan terabaikan.

Anak semata wayang Ki Sutrisno, seorang pemuda bernama Bagas, tinggal di kota besar. Bagas yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai eksekutif muda jarang mengunjungi ayahnya. Meskipun begitu, ia selalu mengirimkan uang untuk biaya hidup ayahnya.

Suatu hari, Bagas menerima telepon dari seorang tetangga desa yang mengabarkan bahwa Ki Sutrisno tidak terlihat selama beberapa minggu terakhir. Khawatir, Bagas segera mengambil cuti dari pekerjaannya dan pulang ke desa untuk mengecek keadaan ayahnya.

BANDAR BOLA

SENDIRI HINGGA AKHIR HAYAT

Ketika Bagas tiba di rumah kayu itu, dia merasa terkejut dan ngeri melihat keadaan rumah yang terbengkalai. Rumput liar memenuhi halaman, dan pintu rumah terlihat sudah lama tidak terbuka. Dengan hati yang berat, Bagas membuka pintu dengan susah payah.

Di dalam rumah, bau yang busuk dan atmosfir yang mencekam langsung menusuk hidung Bagas. Ia segera melihat sosok ayahnya tergeletak di lantai, terbungkus dalam selimut kumal. Ki Sutrisno tampak sudah tidak bernyawa dan tubuhnya telah membusuk karena sudah meninggal beberapa hari yang lalu.

Bagas merasa seakan dunianya runtuh. Ia merasa bersalah karena jarang mengunjungi ayahnya. Ia lalu mencari-cari bukti apa yang terjadi. Di meja, ia menemukan beberapa surat dari tetangga yang mencoba mencarinya. Mereka menyampaikan bahwa mereka sudah beberapa kali mencoba mengetuk pintu, tetapi tidak pernah ada jawaban.

Saat Bagas tengah terdiam dalam duka, tiba-tiba ia merasakan udara di sekitarnya menjadi dingin. Lampu di dalam rumah mulai berkedip-kedip tanpa sebab yang jelas. Bagas merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Setelah semalam yang mencekam, Bagas memutuskan untuk menguburkan ayahnya dengan layak. Namun, kejadian aneh tidak berhenti setelah itu. Malam setelah pemakaman, Bagas sering mendengar suara-suara aneh di sekitar rumah. Terkadang, ia melihat bayangan putih berjalan-jalan di sekitar pohon-pohon di halaman.

Saat ia meminta bantuan seorang paranormal, ternyata ditemukan bahwa arwah Ki Sutrisno gentayangan karena sedih dan merasa ditinggalkan oleh anaknya. Arwah itu tidak bisa tenang karena merasa terlantar dan tidak dihargai.

Bagas merasa sangat bersalah atas kesalahannya. Ia berusaha untuk meminta maaf kepada ayahnya dalam doa-doa dan ritual-ritual tertentu. Dengan bantuan paranormal, ia berusaha untuk meredakan kegelisahan arwah ayahnya.

Kisah tragis ini menjadi pelajaran bagi semua orang tentang pentingnya kasih sayang dan perhatian terhadap orang tua. Bagas, meskipun terlambat, belajar bahwa cinta dan perhatian harus dijaga sepanjang hidup, bahkan setelah kepergian mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *