Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan belantara, tinggalah seorang ibu tua bernama Maria. Maria hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Rumah mereka terletak jauh dari desa, dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi dan gelap di malam hari.

Suatu malam yang dingin dan mendung, Maria duduk sendirian di ruang tamu rumahnya. Angin bertiup kencang di luar dan ranting-ranting pohon bergemerincing seperti suara desiran mendekati rumah. Maria merasa ada yang aneh di malam itu, namun dia tidak bisa memastikan apa.

Tiba-tiba, ketika jam menunjukkan pukul 11 malam, Maria mendengar ketukan lembut di pintu depan. Hatinya berdebar keras, karena jarang sekali ada orang yang datang ke rumahnya di tengah malam seperti ini. Dengan hati-hati, Maria mendekati pintu dan membukanya perlahan.

Di luar sana, berdiri seorang wanita muda dengan wajah pucat dan mata yang terlihat sangat sedih. Wanita itu tampaknya berusia sekitar dua puluh tahunan. Dengan suara lemah dan gemetar, wanita itu berkata, “Maaf mengganggu, Bu Maria. Saya datang untuk meminta bantuan.”

BANDAR BOLA

Maria, yang terkejut dan bertanya-tanya siapa wanita muda itu, berkata, “Tidak apa-apa, Nak. Apa yang bisa saya bantu?”

Wanita muda itu menundukkan kepala dan berkata dengan suara lembut, “Saya butuh bantuan untuk memenuhi permintaan terakhir ibu saya. Dia meninggal seminggu yang lalu dan meminta agar saya membawa sesuatu ke tempat ini. Tapi saya takut, Bu Maria. Takut akan apa yang bisa terjadi di malam seperti ini.”

Mendengar permintaan itu, Maria merasa aneh dan khawatir. Namun, dia mengerti rasa putus asa wanita muda di hadapannya. “Tenanglah, Nak. Saya akan membantu kamu,” kata Maria dengan suara lembut.

Wanita muda itu mengeluarkan kotak kecil dari dalam kantongnya dan memberikannya kepada Maria. Kotak itu terbuat dari kayu tua dengan hiasan ukiran yang aneh di sekelilingnya. Ketika Maria menggenggam kotak itu, dia merasakan getaran aneh yang membuat bulu kuduknya merinding.

Namun, tanpa ragu lagi, Maria membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah kalung emas yang berkilauan di dalam cahaya lampu di ruang tamu. Maria menatap kalung itu dengan penuh kekaguman, namun tiba-tiba cahaya di ruang tamu itu padam secara tiba-tiba.

Saat cahaya kembali menyala, wanita muda itu telah menghilang. Maria melihat sekelilingnya dengan panik, mencari ke mana perginya wanita itu dalam sekejap mata. Hanya kotak kecil itu yang tetap ada di genggaman Maria.

Maria segera mengunci pintu dan duduk di kursi, mencoba meredakan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dia memegang erat kotak itu, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Di dalam keheningan rumahnya yang gelap, Maria merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Tiba-tiba, Maria mendengar suara perlahan dan lembut di belakangnya, “Terima kasih, Bu Maria. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang.”

Maria menoleh dan melihat bayangan wanita muda itu di ujung ruang tamu. Dia tersenyum lembut, lalu lenyap begitu saja. Maria merasa bulu kuduknya berdiri tegak, namun dia tahu bahwa wanita muda itu telah menemukan kedamaian.

Sejak malam itu, Maria tidak pernah melupakan pengalaman aneh itu. Dia selalu merasa bahwa apa pun yang terjadi, dia telah melakukan sesuatu yang penting bagi wanita muda itu — memenuhi permintaan terakhir ibunya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *