Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, terdapat sebuah legenda tentang “Bus Hantu” yang hanya muncul pada malam-malam tertentu. Kisah itu beredar dari mulut ke mulut, dan warga setempat menghindari perjalanan malam di sekitar jalan raya terpencil tempat bus itu sering kali muncul.
Pada suatu malam yang mendung dan berangin, sekelompok mahasiswa terjebak di desa tersebut karena mobil mereka mogok. Mereka tidak memiliki pilihan selain menunggu sampai esok hari untuk memperbaiki mobil mereka. Sementara itu, seorang tukang ojek tua menawarkan untuk membawa mereka ke kota terdekat menggunakan sebuah bus yang ia katakan akan lewat dalam beberapa menit.
Meskipun ragu, karena mereka tidak memiliki pilihan lain, para mahasiswa setuju. Bus itu tiba dengan lambat, dan ketika pintu bus terbuka, mereka merasakan udara dingin yang menusuk tulang. Di dalam bus, terdapat sepuluh kursi kosong yang tersusun rapi, dengan lampu yang redup dan suasana yang terasa tegang.
Pemandangan itu menjadi semakin aneh ketika sopir bus, seorang pria tua dengan mata yang kosong, hanya tersenyum tipis saat mereka naik. Bus pun melaju perlahan ke dalam kegelapan hutan.
Selama perjalanan, para mahasiswa mulai merasa tidak nyaman. Mereka mendengar suara-suara aneh di dalam bus, seperti bisikan-bisikan yang tidak jelas dan desisan angin yang mencekam. Saat mereka mencoba meminta sopir bus untuk berhenti dan turun, mereka menyadari bahwa sopir bus tidak merespons dan mata mereka hanya melihat jalan lurus ke depan.
Ketika salah satu mahasiswa berani menoleh ke belakang, dia terkejut melihat bahwa di belakang kursi mereka, para penumpang yang tadi kosong, kini diduduki oleh sosok-sosok pucat dengan wajah seram dan mata yang memancarkan cahaya kebiruan.
Ketakutan merajalela di antara para mahasiswa. Mereka mencoba berteriak dan berusaha membuka pintu bus, namun semua usaha mereka sia-sia. Bus terus melaju melewati jalan yang semakin gelap dan semakin terisolasi.
Saat ketegangan mencapai puncaknya, salah seorang mahasiswa secara refleks mencabut tirai yang menutupi jendela. Apa yang mereka lihat membuat mereka membeku ketakutan: di luar jendela, mereka melihat bayangan-bayangan gelap yang mengikuti bus, bayangan-bayangan yang terlihat seperti roh-roh yang menyerupai penumpang bus.
Ketika bus melintasi jembatan tua di tengah hutan, tiba-tiba bus itu berhenti dengan tiba-tiba. Cahaya lampu-lampu bus padam, dan suasana menjadi sunyi. Para mahasiswa merasakan kehadiran sesuatu yang tidak terlihat di sekitar mereka. Tiba-tiba, lampu-lampu di dalam bus menyala sendiri, menerangi wajah-wajah pucat para hantu yang duduk di belakang mereka.
Dalam kepanikan yang mencekam, satu per satu mahasiswa mulai menghilang tanpa jejak, seperti ditelan oleh kegelapan yang menyelimuti bus. Suasana menjadi semakin mencekam ketika hanya tersisa satu mahasiswa yang berteriak-teriak ketakutan di tengah keheningan dan kegelapan total.
Saat itu, sopir bus tiba-tiba mengeluarkan suara serak, “Kami menunggu kalian… Selamat datang di bus terakhir kalian.” Dengan perlahan, sosok sopir bus pun berubah menjadi bayangan hitam yang menghilang di kegelapan.
Hanya suara angin malam yang meniup lembut di luar bus yang tersisa. Tidak ada jejak dari bus hantu itu, kecuali legenda yang akan terus dikenang dengan ketakutan yang mendalam di desa terpencil tersebut.